Selasa, 08 Mei 2012

MENGHITUNG KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN DENGAN METODE KUADRAT


MENGHITUNG KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN
DENGAN METODE KUADRAT

A.    Tujuan
Menentukan indeks nilai penting vegetasi dan indeks keanekaragaman vegetasi (rumput)
B.     Landasan Teori
Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada. Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrat, metode garis, metode tanpa plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam praktikum kali ini hanya menitik beratkan pada penggunaan analisis dengan metode garis dan metode intersepsi titik (metode tanpa plot) (Syafei, 1990).
Metode kuadrat, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Surasana, 1990).
Bentuk petak contoh sangat penting dalam memudahkan penempatan petak contoh dan efisiensi sampling. Ada tiga bentuk petak contoh yaitu : lingkaran, bujur sangkar dan empat persegi panjang.
Menurut (Loetsch, Zohrer, and Haller (1973) kelebihan petak contoh lingkaran umumnya lebih mudah dibuat dibandingkan bentuk lain, karena dalam pembuatannya yang diperlukan hanya titik pusat petak dan jarij ari lingkaran, selain itu relatif lebih mudah dalam mengatur pohon batas (borderline tree).
Bentuk lingkaran mempunyai ketelitian yang cukup tinggi dalam proses pembuatannya. Disamping itu juga, petak bentuk lingkaran akan praktis kalau digunakan untuk komunitas yang relatif seragam, seperti pada hutan tanaman, komunitas rumput/herba dan semak belukar.
Bentuk petak ukur empat persegi panjang atau bujur sangkar mengundang peluang untuk terjadinya bias, karena pembuatan sudut yang benar-benar tegak lurus di lapangan tidak mudah.
Demikian pula terjadinya error karena pohon tepi pada kedua macam bentuk petak ukur itu ternyata cukup besar (Kadri, Soerjono, dan Perbatasari, 1992). Walaupun begitu, menurut Siswantoro et.al (2003) petak contoh berbentuk persegi panjang akan lebih efisien dari pada petak berbentuk bujur sangkar dalam jumlah dan luasan yang sama, bila sumbu panjang petak sejajar perubahan gradient lingkaran.
Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian merupakan pengukuran yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah sangat penting dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1994).



Sistem Analisis dengan metode kuadrat
Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasijenis tumbuhan di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. untuk variabel kerapatan dan kerimbunan, cara perhitungan yang dipakai dalam metode kuadrat adalah berdasarkan kelas kerapatan dan kelas kerimbunan yang ditulis oleh Braun Blanquet (1964). Sedangkan frekuensi ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai dalam sejumlah area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N), biasanya dalam persen (%) (Surasana, 1990)..
Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapat dinyatakan secara numeric sebagai indeks keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994).
Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan nilai relatif dari sejumlah variabel yang telah diukur (kerapatan relatif, kerimbunan relatif, dan frekuensi relatif). Jika disususn dalam bentuk rumus maka akan diperoleh:
Nilai Penting = Kr + Dr + Fr
Harga relatif ini dapat dicari dengan perbandingan antara harga suatu variabel yang didapat dari suatu jenis terhadap nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100% dalam table. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang memiliki harga nilai penting terbesar dapat digunakan untuk menentukan penamaan untuk vegetasi tersebut (Surasana, 1990).
Setelah melakukan pengukuran luas minimum petak untuk menghitung keanekaragaman tumbuhan (rumput), maka dilanjutkan dengan penggunaan petak. Menghitung keanekaragaman rumputan digunakan luas kurva minimum yang direkomendasikan adalah 1 m2, maka praktikum kali ini digunakan petak 1 m2.
C.    Alat dan Bahan
1.      Petak kuadrat
2.      Alat tulis
3.      Catatan
D.    Prosedur Percobaan
1.      Menentukan daerah yang akan diuji keanekaragaman vegetasinya.
2.      Melemparkan petak kuadrat sembarang.
3.      Mengidentifikasi jenis tumbuhan tiap kotak pada peta kuadrat dan mencatat hasilnya.
            4.      Mengulangi kegiatan 2 dan 3, sampai 3 kali. 
            5.   Menghitung indeks nilai penting dan indeks keanekaragaman.


E.   Hasil Pengamatan


Kode Tumbuhan
Plot I
Plot II
Plot III
Jumlah per spesies
Rata-rata per spesies
A
125
103
0
228
76.00
B
292
143
73
508
169.33
C
144
4
18
166
55.33
D
16
66
0
82
27.33
E
1
0
0
1
0.33
F
1
0
0
1
0.33
G
1
0
4
5
1.67
H
6
6
0
12
4.00
I
2
0
0
2
0.67
J
2
2
48
175
17.33
K
0
0
1
1
0.33
L
0
0
280
280
93.33
M
0
0
11
11
3.67
N
0
0
1
1
0.33
Jumlah per Plot
590
324
436
Total individu : 1350

Rata-rata per Plot
42
23
31



 
Perhitungan indeks vegetasi Shannon-Weaver
          S
Hs = - ∑ pi ln pi
         I = 1
Keterangan:
S  = Jumlah spesies total dalam sampel
p  = proporsi spesies ke I dalam komunitas sama dengan (ni/N) ; p berkisar dari 0,0 sampai 1
N = Jumlah total individu dalam populasi
Ni = jumlah individu dari spesies ke I


Kode Tumbuhan
Jumlah rata-rata individu
Proporsi spesies ke i
ln (pi)
pi * ln(pi)

A
76
0.17
-1.78
-0.30

B
169.33
0.38
-0.98
-0.37

C
55.33
0.12
-2.10
-0.26

D
27.33
0.06
-2.80
-0.17

E
0.33
0.00
0.00
0.00

F
0.33
0.00
0.00
0.00

G
1.67
0.00
-5.60
-0.02

H
4
0.01
-4.72
-0.04

I
0.67
0.00
-6.51
-0.01

J
17.33
0.04
-3.26
-0.13

K
0.33
0.00
0.00
0.00

L
93.33
0.21
-1.57
-0.33

M
3.67
0.01
-4.81
-0.04

N
0.33
0.00
0.00
0.00


449.98
1

-1.66
x -1




Hs                   =
1.66


Perhitungan Indeks Nilai Penting

Kerapatan spesies (D) = Jumlah individu spesies A/ Ukuran plot sampel
Kerapatan relatif (DR) = Kerapatan spesies A/ Kerapatan spesies total
Frekuensi spesies (F) = Jumlah plot spesies A ditemukan/ Jumlah total plot
Frekuensi relatif (FR) = Frekuensi spesies A/ Frekuensi total spesies
Dominansi spesies (Do) = Luas bidang dasar spesies A/Ukuran tajuk
Dominansi relatif (DoR) = Dominansi spesies A/ Dominansi total spesies x 100 %
Indeks nilai penting = DR +FR+ DoR
= DR + FR (untuk tumbuhan bawah)
Kode Spesies
∑ plot
∑ individu
D
DR
F
FR
LBD
Do
DoR
NP (%)
A
2
76
76
0.17
0.67
0.08
1.76
1.76
18.41
0.25
B
3
169.33
169.33
0.38
1.00
0.12
2.76
2.76
28.87
0.5
C
3
55.33
55.33
0.12
1.00
0.12
1.24
1.24
12.97
0.24
D
2
27.33
27.33
0.06
0.67
0.08
1.08
1.08
11.30
0.14
E
1
0.33
0.33
0.00
0.33
0.04
0.04
0.04
0.42
0.04
F
1
0.33
0.33
0.00
0.33
0.04
0.04
0.04
0.42
0.04
G
2
1.67
1.67
0.00
0.67
0.08
0.12
0.12
1.26
0.08
H
2
4
4
0.01
0.67
0.08
0.2
0.2
2.09
0.09
I
2
0.67
0.67
0.00
0.67
0.08
0.04
0.04
0.42
0.08
J
3
17.33
17.33
0.04
1.00
0.12
1.12
1.12
11.72
0.16
K
1
0.33
0.33
0.00
0.33
0.04
0
0
0.00
0.04
L
1
93.33
93.33
0.21
0.33
0.04
1
1
10.46
0.25
M
1
3.67
3.67
0.01
0.33
0.04
0.12
0.12
1.26
0.05
N
1
0.33
0.33
0.00
0.33
0.04
0.04
0.04
0.42
0.04
Jumlah
Total plot = 3
1
1
0.17
8.33

9.56

9.56




A.    Pembahasan
Dari pengamatan yang dilakukan dapat diketahi bahwa masing-masing petak pada 3 plot yang berbeda menunjukkan keragaman vegetasi. Namun demikian pada setiap petak dan plot, ada spesies yang mendominasi.
Dari perhitungan yang dilakukan, indeks keragaman (Shannon-Weaver) menunjukkan angka 1.66 yang berarti keanekaragaman vegetasinya stabil karena lebih dari 1.
Dari nilai penting dapat diketahui bahwa spesies yang lebih mendominasi adalah Jukut Pait (Paspalum conjugatum) dimana nilai pentingnya adalah 0,50. Sedangkan tanaman yang nilai pentingnya paling kecil adalah tanaman E, F, K dan N dengan nilai 0,04.
Hal ini menunjukkan bahwa keanekaragaman yang terdapat di lokasi percobaan cukup tinggi meski kelimpahannya tidak sama dan tidak merata.
B.     Kesimpulan
Penggunaan metode kuadrat dalam analisis vegetasi memberikan informasi mengenai kelimpahan dan keseragaman populasi dalam suatu ekosistem.
Dalam penghitungan melibatkan indeks diversitas Shannon dan nilai penting dari hasil perjumlahan beberapa komponen.
C.    Daftar Pustaka
Anonim. Pengukuran Biodiversitas. [online]
Wirakusumah, Sambas. 2003. Dasar-Dasar Ekologi bagi Populasi dan Komunitas. Jakarta. UI-Press

2 komentar: